Belajar Menulis Esai dengan 5 Tips Berikut Ini

https://www.ruangguru.com/blog/belajar-menulis-esai-inilah-tipsnya

Menulis esai di hal yang biasa pada pelajaran bahasa, sejarah, atau saat di dunia perkuliahan atau bahkan melamar beasiswa, bukan? Namun, sebenarnya apa itu esai? Menurut Harvard College Writing Center, menulis sebuah esai berarti membuat sekumpulan ide yang saling terkait dan juga yang mudah dimengerti, untuk menjadi sebuah argumen (penjelasan).

Nah, bagaimana pengalaman menulismu sejauh ini? Apa yang membuatmu sering merasa bingung menuangkan ide di kepala hingga menjadi tulisan? Supaya bisa semakin meningkatkan kemampuanmu dalam menyelesaikan tugas, simak 8 tips berikut ini dulu

1. Mulai dengan awalan menarik 

Satu kalimat pembuka yang kamu tulis dalam sebuah esai, dapat menjadi pengantar yang menarik bagi pembaca untuk masuk ke dalam penyampaianmu. Awali dengan 5 kata menarik yang bisa menggugah pikiran pembacanya atau memberi fakta yang banyak orang secara umum belum mengetahuinya. Hal ini juga akan memudahkan kamu dalam melanjutkan paragraf selanjutnya.

2. Memasukkan konflik 

Apa sih yang dimaksud konflik dalam poin ini? Berantem sama teman? Bukan, dong. Kata ‘konflik’ di sini mengartikan bahwa tulisanmu harus diawali sebuah masalah. Nggak perlu yang rumit, kok. Masalah pada esai bisa hal-hal yang terjadi sehari-hari, misalnya banyak sampah di lingkungan sekitar, atau hari ke hari yang terasa lebih panas, dan masih banyak masalah lain.

3. Menawarkan ide yang dimengerti

Membersihkan wajah setidaknya 2 kali sehari adalah cara yang ampuh dalam menjaga kesehatan kulit. Gunakan produk pembersih wajah yang lembut dan tidak mengandung detergen serta pewangi untuk menghindari terjadinya iritasi pada kulit wajah.

4. Menulis dengan kata yang padat

Coba kamu bandingkan kedua kalimat berikut ini. Mana yang kamu rasa lebih tepat untuk disisipkan dalam sebuah esai. Kalimat 1: “Pepohonan di hutan A mengalami penebangan liar sejak tahun 1999 oleh PT XYZ“. Sementara, kalimat 2: “Pohon-pohon tinggi nan hijau dengan beberapa di antaranya, sebagian daun menguning dan tak saling berdempetan, di mana beberapa pemburu sering mendatangi wilayah ini untuk mencari rusa-rusa jantan dan besar, oleh karenanya telah terjadi penerbangan liar“.

5. Menimbulkan pertanyaan

Elizabeth Abrams, seorang pengajar di Harvard University pernah menyampaikan melalui tulisannya di situs writingcenter.fas.harvard.edu bahwa esai yang sangat membantu adalah yang dapat menjawab serentet pertanyaan yang ada di kepala pembaca. Namun, bukan hanya itu saja. Esai tersebut juga harus memicu pembaca untuk kembali bertanya atas penjelasan yang sudah diberikan. Jika tidak ada pembaca yang mempertanyakan argumen yang sudah dibuat oleh penulis esai, maka sebenarnya tulisan tersebut hanya observasi fakta bukan sebuah pendapat yang bisa diperdebatkan. Nah, sekarang coba cek kembali esai yang sudah pernah kamu buat.

 6. Beri kesimpulan

Esai yang sudah dibuat sedemikian panjang harus ditutup dengan pernyataan yang merangkum keseluruhan tulisan dengan baik. Tanpa adanya kesimpulan, esai akan menjadi menggantung. Pembaca bisa merasa bingung: “Ini tulisannya udah selesai atau ada kelanjutannya, sih?”. Tentu, kamu sebagai penulisnya tidak mau ada asumsi seperti itu ‘kan? Nah, untuk menghindari hal tersebut, sampaikan kesimpulannya dalam 1 paragraf terakhir. Ingat ya, jangan terlalu panjang dan berbelit.

7. Cantumkan sumber yang valid

Belakangan ini, kalau kita tidak baca suatu pemaparan dengan teliti, siapa pun bisa terjebak hoaks atau berita yang tidak benar. Cara mencegahnya biar nggak kena tipu-tipu, bisa dengan memperhatikan siapa penulisnya, di mana ia mengunggah penjelasannya, dan termasuk apa saja referensi bacaannya saat membuat esai tersebut. Lalu, bagaimana dengan sumber dari situs Wikipedia? Banyak dosen/guru yang melarang siswanya merujuk informasi itu. Akibat bisa dengan mudahnya orang-orang mengedit info di situs tersebut. 

8. Kata-kata yang harus dihindari

Ketika menulis esai, tidak bisa kita samakan dengan gaya menulis pada artikel, blog pribadi, apalagi pesan singkat. Terdapat kata-kata yang harus dihindari, seperti: “saya”, “kamu”, “Anda”, “kami”, “kita”, “beberapa”, “hal-hal”, dan “akan”. Kamu dapat menggunakan kata benda sebagai pengganti subjek. Ungkapan yang menunjukkan jumlah juga sebaiknya dijabarkan dengan rinci. Hindari pula informasi yang belum terjadi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjaga Kesehatan Kulit dengan Perawatan yang Benar Tiap Hari

Cara Meningkatkan Iman dan Memperkuat Iman Kepada Allah SWT